Selasa, 12 November 2013

Setapak Langkah Kecil

Awal yang berat, tubuh yang luluh lantak
Kaki tak berdaya ingin menegakkan tubuh yang berat
Getar-getar menjalar ke seluruh tubuh
Dan kaki semakin membenam dalam

Tap, tap, tap
Setapak langkah kecil membekas di lantai
Darah boleh mengalir darinya
Mungkin serpihan kaca atau potongan kerikil
Ikut serta dalam perjalanannya

Rintih-rintih terucap dari bibirnya
Juga terurai tangis dari kelopak matanya

Apakah ini kan membuatmu berhenti melangkah?
Apakah sesal kan menyelimuti hati?
Lalu otak terus membuat skenario putri salju
Hingga tiada henti tangis berderai

Jika memang begitu,
untuk apa kau awali langkah itu dengan sangat berat?
Bukankah kau sudah terjatuh sejak awal?

Hadapi, renungkan.

Karya: Mariska Amalia Setiabudi

Selasa, 03 September 2013

Secuplik Rindu

Hei, kawan, apa kabarmu? Kini aku duduk di bangku perkuliahan Universitas Padjadjaran. Di sini aku tidak bisa menemukan kalian ataupun pengganti kalian. Jujur, aku rindu kalian yang telah mengisi lembar kenangan masa-masa SMA-ku.

Di sini berbeda, kawan. Aku yakin, kalian pun pasti tidak mampu menemukan aku. Hehe. Aku kan limited edition. :P

Kawan, meski tak ada kalian di sini, aku menemukan teman baru. Mereka memiliki karakter masing-masing dan ada orang yang menarik perhatianku. Dia lincah dan asik, dia juga selalu membawa aku untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan menyenangkan.

Bagaimana dengan kalian di sana? Apakah kalian menikmati perkuliahan di sana? Aku harap ya, dan kita sama-sama menemukan teman yang klop.

Aku rindu bercengkrama dengan kalian di sekolah. Semoga kita ditakdirkan untuk bisa bertemu lagi di waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh Allah. Aamiin.. Jika tidak di dunia, ya di akhirat. ^_^

Pertemuan kita bukan kebetulan, tapi telah ditulis oleh Allah dengan sengaja. Takdir yang indah, bukan?

Sabtu, 31 Agustus 2013

Detik dan Aku

Detik tak pernah berhenti menyerahkanku pada detik setelahnya.
Detik meninggalkanku dan tak pernah berharap 'tuk kembali.
Setiap detik melaluiku tanpa tegur sapa.

Tuk tuk tuk. Tak ada detik yang berulang, tak ada waktu yang kembali.
Tuk tuk tuk. Kini detik-detik itu seperti meneriakiku, menghantuiku.
Tuk tuk tuk. Waktu tak beri toleransi. Cuma Allah yang memberi. Allah memberi waktu untuk taubat, tetapi kamu nggak sadar dan nggak mau.

Tuk tuk tuk. Detik jadi saksi.
Tuk tuk tuk. Waktu yang pergi tak kembali.
Tuk tuk tuk. Tanpa memperingati.
Tuk tuk tuk. Siapa yang tahu kapan ia akan berhenti? Hanya Allah. Jangan kamu sok tahu.
Tuk tuk tuk. Mungkin ia masih diperkenankan untuk menunggu aku taubat? Ya, itu mungkin.
Tuk tuk tuk. Lagi. Detik-detik berlalu saat aku menulis. Detik-detik berlalu saat aku membaca.

Sabtu, 25 Mei 2013

Simon & Garfunkel

Paul Simon & Art Garfunkel dulu merupakan duo "Tom & Jerry" yang terbentuk sekitar tahun 60-an saat mereka masih muda. Saat mereka sudah dewasa, duo ini ganti nama menjadi "Simon & Garfunkel". Lagu-lagu yang mereka ciptakan memiliki lirik yang bermakna, dipadukan dengan musik yang berbeda-beda genre, ada yang rock, pop, country, bahkan ballad. Suara tinggi Art Garfunkel dan suara rendah dan permainan gitar Paul Simon yang memadu harmoni menjadi daya tarik duo ini.

Namun sayang, karena konflik, duo ini terpecah dan mereka menjalankan karir masing-masing. Meskipun demikian, Simon & Garfunkel kadang-kadang muncul bersama untuk menyelenggarakan konser bersama.

Lagu "The Sound of Silence" telah menyita perhatianku. Mulai dari judul yang digunakan, itu sudah menarik, "Suara Keheningan". Suara apa yang ada dalam keheningan? Apa maksud dari lagu ini?

(Suara merdu mereka berdua tidak termakan usia,
video di bawah merupakan video saat mereka
manggung secara live pada tahun 2011.)

Yo, ini liriknya:




Hello darkness, my old friend,
I've come to talk with you again,
Because a vision softly creeping,
Left its seeds while I was sleeping,
And the vision that was planted in my brain
Still remains
Within the sound of silence.

In restless dreams I walked alone 
Narrow streets of cobblestone,
'Neath the halo of a street lamp,
I turned my collar to the cold and damp
When my eyes were stabbed by the flash of a neon light
That split the night
And touched the sound of silence.

And in the naked light I saw
Ten thousand people, maybe more.
People talking without speaking,
People hearing without listening,
People writing songs that voices never share 
And no one dared 
Disturb the sound of silence.

"Fools" said I, "You do not know
Silence like a cancer grows.
Hear my words that I might teach you,
Take my arms that I might reach out you."
But my words like silent raindrops fell,
And echoed
In the wells of silence.

And the people bowed and prayed 
To the neon god they made.
And the sign flashed out its warning,
In the words that it was forming.
And the sign said, the words of the prophets are written on the subway walls
And tenement halls. 
And whisper'd in the sounds of silence."

(dari berbagai sumber)

Selasa, 14 Mei 2013

Pelangi 7 Cinta


Aku rasakan kehadirannya
Pelangi dengan tujuh cinta yang mewarnainya
Bercahaya kulihat pelangi itu
Hangat terasa dalam hati

Mengobati kerusuhan hati yang melanda
Mengikis cemburu yang mengerak
Tujuh cinta mewarnai langit kehidupan
Penuh dengan kasih, penuh dengan sayang

Menggertak aku untuk segera menanggalkan cemburuku
Memacu aku untuk segera menemuimu
Rindu kian memanas, memenuhi hati